Masya Allah, Ramadhan tahun ini sungguh luar biasa. alhamdulillah, alhamdulillah, alhamdulillah ... Sesungguhnya daku ingin berbagi banyak hal, tapi tidak sampai hati daku berkisahnya ... Saat ini saja, saat menuliskannya sambil berkias-kias, air mata sudah menggenang ....
Berkeluh kesah, ga baik juga. Berkonyol2, masih bolehlah buat menghibur diri, ya gak ?
JARANG BANGET NONTON TV
Sementara untuk therapy, minimal 3 jam stay di rumah sakit, mempersiapkan diri 2 jam sebelumnya, maklum slow motion, mpe rumah sebentar kadang masih lanjut les piano. Habis juga ternyata waktunya ....
Sementara urusan rumah ga kalah banyak. Secara ga ada pembantu, nyapu sendiri, ngepel sendiri (biar kata pincang juga), nyuci sendiri naik turun lantai 2, masak sendiri, cuci piring, nyapu halaman yang lumayan yesss ... ngurus cemeng 11 ekor, banyak kan kerjaannya ?
Jadi menyadari Allah masih memberikan daku kesehatan badan, akal dan pikiran, itu hal terbesar lainnya yang daku tak habis mengerti. Kok bisa yaaaa ... ? Dengan segala hal ini, daku masih Islam, masih sholat dan puasa, subhanallah ... daku sungguh takjub menyadari, mendapati betapa Allah begitu menyayangi daku.
Maka, daku, daku, daku yang tak memiliki saudara laki2, tak lagi mempunya kakek, tak mungkin juga meminta ayah atau kerabat laki2 ayah untuk menafkahi, in shaa Allah daku sungguh dalam keadaan darurat untuk mencari nafkah dan menafkahi diriku sendiri. Jadi pasrahlah pada taqdir Allah, karena kepasrahan yang paling berat adalah menerima taqdir Allah ....
Maka Ramadhan 1436 H ini daku sungguh belajar banyak hal. Daku kembali ke titik nol. Daku sudah habis tenaga dan tak mungkin lagi mengupayakan apa2 dengan logika, terlebih dengan keterbatasanku ini, bahkan untuk mengurus kebutuhan daku yang paling mendasar, untuk pipis saja daku harus dibantu orang lain, maka tiada lain yang dapat daku lakukan selain ikhlas dan memohon ridho Allah.
Sungguh, demi Allah, sakit ini, yang sesungguhnya bukan sakit penyakit, mengajarkan pelajaran hidup tentang banyak hal, manakala terjadinya bersamaan dengan sejuta urusan lain yang menguras hati hingga tidak bersisa. Maka lihatlah yang daku lakukan, menghibur diri sendiri dengan olok2 kisah yang lucu, mentertawai diri sendiri dengan hal2 yang tidak terduga yang daku temui selama ini ....
Dan melalui semua ini seorang diri, aaaaah ... ga ada yang bisa daku komentari tentang rasanya. Daku hanya berharap jangan ada orang lain yang merasakan hal serupa seperti yang daku alami dan rasakan. Namun siapalah daku ini, Allah Maha Pengatur segalanya. Karenanya, daku berharap mereka dapat melalui dengan penuh keikhlasan, keimanan dan ketakwaan. Karena hanya sabar dan sholat sebaik2nya penolongmu ... Demi Allah, hanya itu, cukup Allah sajalah sebagai penolongmu, tiada Tuhan selain Allah ....
Maka saat Ramadhan ini pergi, rasanya daku pun menjadi semakin tersendiri. Karena selama ini, Ramadhanlah yang senantiasa menemani. Jadi tatkala habis waktunya, asli daku menangisinya sebagaimana daku berpisah dengan tahajud terakhir di Masjidil Nabawi Rajab 1435 H lalu, berurai air mata penuh rasa sedih ....
Karena menjaga keimanan dan kehormatan diri tanpa Ramadhan menjadi jauh lebih berat. Menjauhkan diri dari fitnah, menjauhkan diri dari kehinaan, menjauhkan diri dari kemungkaran, di saat waktunya tidak mengkondisikan kita untuk bisa bermesraan dengan Sang Khalik seperti halnya saat Ramadhan, maka itu sungguh berat. Kini daku harus mengupayakannya lagi sendiri .... Di saat sejuta urusan menghujam bertubi2, maka sungguh dibutuhkan konsentrasi ekstra tinggi agar daku tetap istiqomah dan tawakal, dan itu sungguh ... demi Allah tidak mudah ....
Semoga ... demi Allah semoga ... Allah menerima amal ibadah Ramadhanku dan ridho kepada hidupku dan matiku. Sungguh daku sudah tak tahu lagi rasanya kecuali hanya Allah saja yang daku tahu, dengan tipisnya keimananku ini. Daku tak lagi mampu mencerna urusan dunia yang sedang menghujam daku bertubi2 tanpa ampun ini .... Atsghfirullahaladzim ....
Tapi demi Allah, daku ikhlas, daku ridho yaa Rabb, yaa Rahman, yaa Gafar, yaa Karim, yaa Rahim ... Daku sungguh bersyukur tidak Engkau jauhkan daku dariMu. Tidak terbayang bila dengan semua hal ini daku memilih bersenang2 dan melakukan hal2 yang tidak manfaat. Naudzubillahimindalik ... Makanya, untuk yang kesekian kalinya dalam bertahun2 lamanya daku senantiasa takjub dengan taqdir Allah yang menjadikanku tetap Islam dan sehat lahir batin. Masya Allah, betapa sayangnya Allah padaku. "Maka nikmat manalagi yang engkau dustakan ...?"
No comments:
Post a Comment