Friday 28 September 2018

SEHARUSNYA ...

Seharusnya ....
Ada masanya dulu kerudung pendek terikat di belakang menjadi menutup dada dengan kerudung lebar ...
Ada masanya, kerudung lebar menjadi hijab panjang ....
Ada masanya hijab panjang menjadi khimar yang menutup sekujur badan ....
Subhanallah ....

Seharusnya ...
Ada masanya dulu bercelana panjang menjadi rok panjang ...
Ada masanya rok panjang menjadi gamis panjang ....
Ada masanya yang berwarna menjadi hitam legam agar tak menarik perhatian ....
Subhanallah ....

Seharusnya ....
Ada masanya dulu tangan terbuka menjadi menutup hingga punggung tangan ....
Ada masanya kaki telanjang tak ingin lagi terlihat orang ....
Ada masanya wajah yang memandang menjadi tersembunyi demi ketaqwaan ...
Subhanallah ...

Seharusnya ....
Ada masanya dulu berjabat tangan dengan yang bukan mahram menjadi memelihara wudhu dengan penuh keyakinan dan tak risau dengan cibiran ....
Ada masanya memaklumi aurat diri pada ipar menjadi menjaga diri sepenuhnya atas pandangan siapapun yang bukan mahram ...
Subhanallah ...

Seharusnya ....
Ada masanya dulu berulang tahun, bertahun baru, berpesta dansa & bersenang-senang menjadi istighfar atas tasyabu' yang pernah dilakukan ...
Ada masanya bersenandung, bermusik, menggambar menjadi keyakinan atas keniscayaan sebuah kebenaran ancaman dan kemurkaan ....
Subhanallah ...

Seharusnya ...
Ada masanya dulu sujud yang fardhu hanyalah sekedar menggugurkan kewajiban menjadi harus tegak tepat di awal ....
Ada masanya rawatib yang purba menjadi sayang bila satu saja rakaatnya ditinggal ...
Ada masanya tahajud yang penuh perjuangan menjadi kerugian besar bila kesiangan ....
Ada masanya dhuha yang tertutup tipu daya kehinaan dunia menjadi sebuah keistimewaan sedekah untuk tubuh sendiri yang selalu diinginkan ....
Ada masanya sholat wudhu yang tak dikenal menjadi peluang yang sangat menjanjikan keberuntungan besar di hari kemudian ....
Masyaa-a Allah ....

Seharusnya ....
Ada masanya dulu antara adzan & iqomah terisi banyak doa menjadi sujud sunnah yang penuh dengan dzikir dan doa untuk dimohonkan ....
Ada masanya derasnya hujan sebagai romantisme keindahan menjadi rezeki atas datangnya tanda waktunya memanjatkan berjuta permintaan ...
Masyaa-a Allah ....

Seharusnya ....
Ada masanya dulu begitu mudah bepergian menjadi berat kecuali sebelum adzan berkumandang telah tafakur di atas sajadah yang tergelar layaknya bersiap menunggu ajal ...
Ada masanya dulu shaum romadhon sebagai suatu ketiadaan lagi pilihan menjadi selalu memaksakan diri pada setiap shaum yang sunnah walau itu bak negosiasi tiada akhir hingga iftar melawan syahwat & bujukan syeitan ....
Subhanallah ...

Seharusnya ...
Ada masanya dulu riya segala urusan dunia menjadi penyesalan yang panjang atas sebuah kefakiran ilmu & tuntunan ....
Ada masanya memamerkan diri nan terpedaya pujian menjadi meninggalkan fitnah terbesar & kehinaan yang sungguh merendahkan ....
Subhanallah ...

Seharusnya ....
Ada masanya dulu congkak tak berbatas menjadi jihad fisabilillah yang tiada pernah usai ... dan kecongkakan begitu sulit dikalahkan ...
Ada masanya berkawan baik dengan kemarahan menjadi sebuah musuh besar pun bukti betapa kebodohan teramat-sangat yang pernah dilakukan dengan penuh kebanggaan ...
Subhanallah ....

Seharusnya ....
Ada masanya dulu, hazad dan suudzon senantiasa menyesatkan menjadi belajar zuhud dan keqonaahan ....
Ada masanya rasa malu yang tercecer menjadi hijrah untuk sebaik-baiknya sifat - akhlak perempuan ....
Subhanallah ....

Namun ....
Sejak dulu hingga sekarang masih saja bercampur laki-laki dan perempuan ...
Sejak dulu hingga sekarang masih saja para mahram itu membiarkan akhwat-akhwat mereka safar sendirian ....
Sejak dulu hingga sekarang mengikuti sunnah masih saja belum banyak yang ingin mengenal ...
Sejak dulu hingga sekarang syubhat begitu menyambar-nyambar ...
Sejak dulu hingga sekarang mereka masih saja mengira hidayah itu adalah gratisan tanpa perlu dikejar ...
Subhanallah ....
Astaghfirullahaladzim ....


- KA. Sindoro, Gambir- Tegal

Monday 17 September 2018

KE MANA PARA LELAKI ITU ?

PEREMPUAN SHALIHAH

Sebaik-baiknya perempuan shalihah adalah yang tidak banyak melakukan safar (bepergian) seorang diri. Sebaik-baiknya perempuan shalihah adalah perempuan yang banyak berdiam di rumah-rumah mereka. Bila untuk shalat saja, sebagai ritual ibadah yang terpenting yang bakal dihisab pertama kali saat manusia mati kelak, bagi perempuan, tempat terbaiknya adalah di dalam mihrabnya, di kamar mereka, di dalam rumah mereka, maka coba cerna dan pikirkan baik-baik ... maka adakah ... wallahi ... adakah hal yang lebih baik dari shalat yang membuat perempuan menjadi baik bila ia melakukan safar dan meninggalkan rumahnya ? Subhanallah ... demi Allah tidak ....

KE MANA PARA LAKI-LAKI ITU ?

Maka ke mana ayah para perempuan itu ? Ke mana suami para perempuan itu ? Ke mana kakek para perempuan itu ? Ke mana saudara laki-laki para perempuan itu ? Ke mana para paman para perempuan itu ? Ke mana para lelaki yang seharusnya bertanggung jawab untuk memuliakan para perempuan itu ? Subhanallah ....

Ke mana ilmu agama mereka itu, wahai para lelaki ? Sehingga mereka membiarkan perempuan-perempuan itu meninggalkan tempat terbaiknya ? Sehingga mereka terjebak dengan tipu daya dunia, kesibukan dunia yang mengkhilafkannya, melalaikannya dari akheratnya, hal yang lebih penting bagi dirinya yang dengan berdiam di rumah sesungguhnya Allah telah memuliakan mereka ? Masyaa-a Allah ....

MEREKA MENGIRA ....

Para perempuan itu mengira, meninggalkan rumahnya pun tergolong sebagai ibadah dan amal shalih. Para perempuan itu mengira, bercampur-baur dengan laki-laki yang bukan mahramnya adalah tak mengapa. Para perempuan itu mengira, berdua-dua dengan laki-laki yang bukan mahramnya di kendaraan, di atas motor, di dalam taksi, di ruang kerja, di lokasi/tempat kerja di lapangan dan seterusnya membebaskannya dari syahwat dan setan yang setiap waktu menyambar-nyambar hati dan pandangan mata mereka ? Tidaklah yang demikian ini sebuah kebenaran melainkan mereka telah mencampur-adukkan antara hal yang haq dengan yang batil. Subhanallah ....

MUDAHNYA SURGA PEREMPUAN

Tidakkah para perempuan itu tahu betapa mudah baginya menuju surga ? Cukup baginya sholat 5 (lima) waktu, puasa romadhon dan patuh tentang hal yang ma'ruf kepada suaminya, maka ia boleh memasuki surga dari pintu surga manapun yang ia mau ! Masyaa-a Allah ...

Betapa mudahnya ! Betapa Allah memuliakan mereka !

Tidakkah para laki-laki itu tahu, hak para perempuan ini atas diri mereka ? Tidakkan para laki-laki itu tahu ilmunya, hukumnya tentang ini, bahwa kelak mereka akan ditanya bagaimana mereka memperlakukan para perempuan yang seharusnya menjadi tanggung jawab mereka ? Subhanallah ....

BETAPA MERUGINYA

Namun betapa meruginya manakala para perempuan mengira tetap ada kebaikan dengan pilihannya meninggalkan rumah-rumah mereka. Wallahi betapa meruginya, manakala para laki-laki itu membiarkan istri-istri mereka, anak-anak perempuan mereka terpedaya oleh urusan dunia yang hina, yang seharusnya bukan menjadi tanggung jawab mereka, bekerja ....

Betapa meruginya, manakala para laki-laki itu menjadi ayah dan menjadi suami dari anak-anak perempuan dan istri-istri mereka tanpa berbekal ilmu agama melainkan hanya menggugurkan syahwat mereka semata ? Maka demikianlah yang terjadi kemudian, mereka tak tahu apa yang seharusnya seorang laki-laki pertanggungjawabkan di akherat kelak, atas dirinya, dan atas para perempuan yang menjadi urusan mereka, ibunya, istrinya, anak-anak perempuannya, saudara-saudara perempuannya.

Wallahi berimanlah wahai para lelaki atas setiap ketentuan Allah, bahwa tempat terbaik bagi perempuan yang shalihah adalah berdiam di rumah-rumah mereka. Wallahi qonaahlah wahai perempuan atas setiap pemberian Allah atas dirimu,  bahwa sungguh Allah hanya menghendaki kebaikan bagi dirimu. Subhanallah ....

DARUROT

Kecuali ... perempuan-perempuan itu menghadapi keadaan darurot sehingga mereka terpaksa bekerja, terpaksa meninggalkan rumahnya, terpaksa menafkahi dirinya sendiri, menafkahi saudaranya, menafkahi orang tuanya, menafkahi anak-anak mereka, karena kelalaian para lelaki yang seharusnya bertanggung jawab dan memuliakan kehidupan mereka, para perempuan. Wallahi, sesungguhnya di balik kesulitan ada kemudahan. Maka bertaubatlah, sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. Masyaa-a Allah ....

BERILMULAH

Sungguh, berilmulah baru beramal sehingga setiap diri kita senantiasa beramal shalih didasari dengan ilmu dan dalil yang jelas, yang pasti, sesuai tuntunan, sebagaimana yang disebutkan dalam Al Quran dan sebagaimana yang Rasulullah contohkan. Sungguh, Rasulullah pernah bersabda bahwa "Perumpamaan seorang yang alim (berilmu agama) dengan ahli ibadah (yang tak memiliki ilmu) adalah seperti kedudukan Aku dengan orang yang terendah (ilmu agamanya) di antara kalian ... "

Dan bilamana seorang perempuan meninggalkan rumahnya, 4 (empat) syeiton menyertainya, dan apabila ia kembali ke rumahnya maka 8 (delapan) syeiton bersamanya. Naudzubillahi mindalik ...

Subhanallah ...
Astaghfirullahaladzim ...