Yang sulit itu menjaga hati dan diri agar tidak melakukan lebih banyak kekeliruan saat sedang menghadapi situasi yang sempit, sempit segala2nya. Sungguh menjaga keimanan itu, luar biasa beratnya. Bertahan, berupaya tetap istiqomah, memohon Allah senantiasa ridho pada hidup dan mati kita sehingga tertutupi segala aib dan keburukan kita hingga akhir hayat. Masya Allah, beratnya ....
Perkaranya, manusia adalah manusia, yang fitrahnya butuh manusia lain. Dan bukan hanya berhenti sampai di situ, pria butuh perempuan, perempuan butuh pria. Perkaranya lagi, tidak semua situasi itu dapat terpenuhi dengan mendasarkan diri pada alasan itu semata, sekalipun fitrahnya memang demikian ....
Ada banyak syarat dan ketentuan hingga masing-masing dari setiap manusia menjadi halal satu sama lain dalam menuntaskan hajatnya itu, sekalipun hanya sekedar untuk berbicara. On the contrary, trusting others is not an easy thing, at least for me. Hence talking or sharing to others becomes a rareness thing ....
Balik lagi, saat menghadapi situasi yang tidak mudah ini, maka manusia pun dituntut untuk harus tetap mampu mengendalikan diri. Mampu mengendalikan diri agar tidak mengumbar kesedihan, tidak mengumbar bicara dan berbagi pada sembarang orang, tidak mengumbar keputusasaan, dst. Dan untuk itu semua, capenya luar biasa, sebab membutuhkan konsentrasi tinggi agar terhindar dari kesalahan yang bisa jadi semakin memperburuk keadaan.
Krandangan Beach, Senggigi, Lombok, Indonesia |
Laa tahzan ....
No comments:
Post a Comment