EARLY OF APRIL 2015
Bada isya, tiba2 saja daku pengen kontemplasi gitu lebaran tahun ini, ke sesuatu tempat, menyendiri. Bukaaaan ... bukan cengeng, bukan give up, bukan hit and run, bukaaaan ... I am just fine and 100% okay. I just need to think about my life and my future.
Maka tengah malam buta di awal april itu saya browsing deh tiket ke Lombok, begitu dapat, langsung cuuuus, pukul sebelas malem ke atm cuuuuiii ... bayar tiket, sebab maksimal 1 atau 2 jam gitu harus langsung melakukan pembayaran dari saat booking on line. Nasib orang hidup tanpa kartu kredit. Kwkwkkw ...
Kelar itu browsing hotel. Alamaaaaaak ... ternyata bayarnya harus pake kartu kredit ... !!! Ga lucu banget nih, udah bayar tiket pesawat tp ga dapat hotel gegara ga bisa bayar lantaran ga punya kartu kredit. Alhasil, dengan bantuan seorang sohib, daku bisa bayar deh itu bookingan hotel, dan sudah lunas dunk bayar ma yang mpunya kartu kredit.
Menyoal kartu kredit, asli memang koplak banget, mpe daku dikata2in brondong di kantor, gegara ga punya kartu kredit. Lagi menurut daku, ga urgent juga sih ya ? Lagian juga kerenan bayar pake kartu atm dunk ya, ga pake utang. Paling tuh, engap kalau ada insiden seperti kemarin saat mo bayar rontgen ma MRI lutut akhir April lalu, ternyata daku ga bawa kartu asuransi cobaaaa ... ? Ya udah, bayar kontan dah ya, 3 jeti something ... !!! Hahahahaha ... Miskin, miskin dah ... !!! #bisabelisepatubootduapasangtuh!
Entah kapan terakhir daku punya kartu kredit ni .. ? Keknya 2010 dah. Sudah cukuplah 15 tahun punya kartu kredit, dari Citibank, mpe kartu kredit bank merah, bank biru, bank oranye, sudah semua. Sekarang sudah insyaf, semoga istiqomah. Bukan perkara kebelit hutang, cuma ga' banget aja menurut aku. Walau kadang repot juga jaman sekarang hidup ga punya kartu kredit,tapi biarlah ....
TENGAH JULI 2015
Mulai galau dah. Saat berencana, daku masih bisa lari sana lari sini. Dan 2 (dua) hari sebelum keberangkatan, daku bingung, bijimane urusannye nih besok pagi kalau jadi pigi ? Untuk antisipasi, akhirnya daku telepon Garuda, daku jelasin dah semuanya, saat pesen sehat, saat mo berangkat sehat tp ya begini kondisinya. Sudah bias jalan, tapi tidak terlalu fleksibel beraktivitas. Bagaiamana baiknya ? Rekomennya, pesen wheel chair ! Oke deh, menurut saja, apa baiknya ....
Kebayang nih, jalan dari turun taxi, menuju check in counter, menuju boarding, menuju pesawat, tanpa belalai, naik turun bus, naek tangga pesawat, dst, hingga tiba tujuan, hingga balik lagi Jakarta. Therapy terakhir, sembari digosok2 ni lutut, daku berdiskusi ma therapistnya, gimana baiknya. Solusinya, pakai kursi roda !
Sehari sebelum jadwal keberangkatan, bada ashar akhirnya mutusin telpon rumah sakit, ternyata si ganteng sudah pulang. Fine ! Bicara ma suster pa dokter jaga gitu, rekomennya, pakai knee brace, pakai tongkat satu, pakai elastic band. Sarua keneh ....
Ga puas, telepon lagi ma therapist yang biasa pegang daku. Jawabannya, sami mawooooonn ... !!!
HARI - H
Turun taksi, kaca mata jatuh. Antrian periksa tiket panjang mengular. Begitu masuk, dokumen di tangan juga pada terlepas dari tangan jatuh berantakan. Junjung koper ke conveyer x-ray, tiba di ujung, si koper jatuh pula. Lanjut wraping koper, terus jalan menuju check in counter, mulai dah, daku ditabrakin orang lalu lalang. This is Indonesia, man !!! No body's care to disable people like me ! They just don't care ! Dan daku makin nervous ....
Kelar check in, daku ditanya, "Ibu pesan wheel chair ?" Daku jawab, "Ya." Lalu daku diminta mendatangi special services counter untuk dapatin wheel chair, selisih beberapa meja dari tempat daku check in tadi. Setelah lapor, daku diminta menunggu di sofa yang tersedia di depan special service check in counter.
Sekitar 30 menit sebelum keberangkatan, seorang petugas perempuan menghampiri dan mempersilakan daku menaiki wheel chair yang ia bawa. Didoronglah daku melalui setiap pemeriksaan tanpa antri hingga tiba di boarding room. Menunggu sebentar, didorong lagi menuju lift, turun, lalu daku sudah berada di area landasan pacu, menunggu mobil khusus wheel chair, didorong, dinaikin ke mobil, terus di antar ke tangga pesawat.
Nah, tahu dunk, tangga pesawa itu kan agak goyang2 yeess ? Begitu turun, si mba langsung bilang, diangkat aja kursinya. lalu kedua mas yang nyupir dan kawannya sudah bersiap ngangkat kursi berikut dakunya ke atas pesawat. Oh, no ... !!! "Ga usah, mas. Biar saya jalan saja, saya bisa," cegah saya. Kasihan, kaya apa capenya, puasa2 ngangkat kursi roda berikut orangnya ke atas pesawat ? Perlahan-lahan, akhirnya tiba juga daku di kursi yang tak jauh dari emergency exit.
Asli ya, sebenernya daku kan sudah bisa jalan, walaupun, kelancarannya up and down, ga jelas gitu, kadang lancar, kadang macet. Cuma menyoal jalan sejauh itu di bandara, agak2 gimana gitu dakunya. Dijabanin kejauhan, dan tantangannya terlalu complicated gitu. Sementara kalau ga dijabanin kok sepertinya terlalu berlebih2an.
Tapi sungguh, nervous di keramaian karena pergi sendiri dengan keterbatasan begini di area public saat peak season begini, itu jadi pertimbangan serius buat dakuh. Jadi yaaaa ... mohon maaf lahir batin bila daku terpaksa memanfaatkan fasilitas ini, karena asli ... daku dalam kondisi yang belum terlalu bisa untuk melalui itu semua.
Dan itu semua terbukti saat hari - H. Seandainya saja daku suruh melenggang sejauh itu, ga akan baiklah sepertinya buat ini lutut. Alhamdulillah sudah dimudahkan urusannya oleh Allah dan mendapat pertolongan banyak orang. Bahkan sepagi itu saja, daku sudah mendapat teman baru di FB dengan si mbak yang dorong wheel chair - ku dan seorang teman baru lagi dari pekan baru saat menunggu boarding.
Selamat lebaran ya temans. Selamat Hari Raya Idul Firti 1436 H. Taqaballahu waminna waminkum, shiyamanna washiyamakum. Mohon maaf lahir dan batin ya, atas setiap lisan yang tak terjaga, sikap yang melampaui batas, perilaku yang menyakitkan. Semoga amal ibadah Ramadhan kita diterima dan mendapat ridho Allah SWT. Aamiin ... Aamiin ... Aamiin ... Allahumma aamiin ....
No comments:
Post a Comment