Kadang ya, manusia itu ga selamanya dlm kondisi yg bisa terus2an tegak. Ada satu masa di mana, manusia tidak bisa melampaui fitrahnya. People needs other to be helped ....
Persoalannya, ya itu deh .... Akankah kita membiarkan orang lain masuk kehidupan kita dan menolong kita ?
Heran juga, kadang (lagi) manusia memilih menikmati penderitaannya ketimbang berhijrah. Sama halnya manusia cenderung lebih fokus pd masalah yg tengah dihadapinya, ketimbang konsentrasi memikirkan jalan keluarnya.
Itulah manusia kadang (lagi) suka telat menyadari bahwa mereka telah melakukan kekeliruan dan merasakan dirinya teraniaya. Padahal bisa jd merekalah yg telah menganiaya dirinya sendiri, karena enggan berikhtiar dan menerima ketentuan Allah.
Ada lagi hal penting yg sangat luar biasa urusannya, yaitu hal manakala kita berhadapan dengan mereka yg tidak berilmu (agama). Maka bicara apapun dengannya sungguh seperti bicara dengan tembok saja. Karena mereka sama sekali tidak punya referensi dan pemahaman yg benar & haq ttg perkara yg dibicarakan.
Celakanya lg bila mereka juga tidak bisa diberi masukan. Maka tidak adalah diskusi yg konstruktif melainkan debat kusir yg melelahkan krn mereka akan berpikir dan mengukur setiap perkara dengan ukuran dan pemahamannya sendiri. Maka ketentuan Sang Khalik akan diingkarinya mentah2, semua kebenaran pun ditolaknya ....
Menyedihkan ? Memang. Diriwayatkan, maka sebaiknya tinggalkan pembicaraan yg demikian. Karena pembicaraan yg demikian akan sia2.
Perkaranya bila kita berurusan dg situasi ini dan harus tetap diselesaikan bila tidak mau menghadapi masalah yg berkepanjangan. Mau tak mau butuh upaya ekstra dan kesabaran yg juga tak kalah ekstra agar dpt menyikapi perkara dan situasi itu tetap dg kepala dingin. Maka bekalnya adalah ketawakalan dan kesabaran ....
Terlepas dari itu semua, kententuannya adalah bahwa hanya Allah saja yg mampu membolak-balikan hati manusia. Tidak ada daya dan upaya yg bisa dilakukan manusia kecuali memohon pertolongan dan ridho Allah agar berkenan memberikan mereka yg tak berilmu hidayah.
Sebab bilamana manusia tidak merasa perlu menyongsong dan memperoleh hidayah Allah, lalu macam mana mereka mendapatkannya, kecuali dg kekuatan doa saudaranya sesama umat muslim yg memohonkan hidayah Allah baginya ?
Kadang (lagi) justru tembok besar inilah yg mengucap banyak istighfar manakala mendapati kita menyampaikan kebenaran dan ketentuan Allah kepadanya. Namun bkn istighfar yg sebenarnya, melainkan istighfar yg mengolok2 dan menganggap kita adalah pembual dan seorang munafik ....
Maka cukup Allah sajalah sebagai penolongku ....
Maka cukup Allah sajalah sebagai penolongku ....
Maka cukup Allah sajalah sebagai penolongku ....
No comments:
Post a Comment