KUNJUNGAN SAHABAT LAMA
Beliau berkunjung sejak pagi hingga bada ashar. Cukup lama ya, saya sungguh sangat menghargai kenyamanan beliau untuk berada di rumah saya seharian. Karena tidak semua orang bisa merasa nyaman berlama-lama di rumah orang lain kan ya ... ? Sementara beliau, sejak datang hingga saat makan siang memilih duduk di lantai terus. Makan pun ngariung bersama istrinya sepiring berdua. Dan kami menghabiskan waktu seharian bersama-sama sembari saya menemui tamu lain berganti2an. Alhamdulillah ....
"ITU MUKA PURE AMAT ?"
Selama para sahabat berkunjung, saya mengenakan gamis panjang warna dusty pink dan kerudung bergo pendek warna putih tulang. Pastinya, ya tidak dandan. Tapi sebelumnya saya sempat mematukan diri di cermin, sudah pantas belum ya tampang saya untuk nemuin tamu ? Saya pikir, cukup acceptable-lah (ukurannya apa, hahaha). Jadilah saya menemui tamu dengan penampakan yang seperti itu.
Seminggu berselang, saya kebetulan menghadiri pernikahan seorang saudara sepupu di mana saya bertugas sebagai penerima tamu. Maka setelah kuliah sejak pagi pukul 08:00 wib dan tiba di lokasi acara pukul 17:00 wib, tanpa mandi sore, saya pun dirias (karena mau mejeng). Saat dirias pun saya sudah minta rias yang seminimal mungkin, tanpa scot untuk menyiasati kelopak mata saya yang 'mongol' (sipit) banget,tanpa lipstick, dan tanpa didandani pakai kerudungnya. Jadilah saya memulas bibir dengan lip gloss punya ibu dan mengenakan kerudung model sederhana sendiri.
Buset, ternyata sudah di rumah pun, tampang dekil saya ini memang bikin masalah ya ? Ibunda dan rekan kerja seorang karib juga sempat berkomentar hal yang sama, "Loh, ini Firlly kok mukanya mendingan ?" hahahahaha ... Masya Allah ... ampun Tuhaaan ....
MUKA IBU PUCAT
Saya berharap para siswa saya akan memberikan masukan tentang materi atau metode saya dalam menyampaikan perkuliahan. Namun apa yang saya dapat ? Saat saya mengambil sampling 5 lembar hasil evaluasi (kritikan) mahasiswa terhadap saya dan saaya bacakan di depan kelas, yang saya dapati justru hal yang mengejutkan. Perihal penyampaian materi, mereka menghargai saya sebagai seorang yang menguasai materi dan sangat perfectionist (yes, I am). Tapi yang sangat mengejutkan, sebagian besar lembaran kritikan mereka adalah mengeluhkan penampakan saya yang tidak berdandan !!! Satu hal yang saya ingat dari catatan mereka adalah, "Ibu pucat saat di depan kelas karena tidak berdandan ..."
Buseeeeeett ...
GA SUKA DANDAN
Jadi, sejak kecil, SD bila saya hendak pergi sekolah, sudah jalan kaki meninggalkan rumah, bisa loh, ibu saya panggil saya keras-keras suruh balik lagi ke kamar, dan meminta saya agar bedakan !!! Karena apa ? Katanya kalau tidak bedakan, muka saya meling-meling alias keeling banget karena hitaaaaaaam ... !!! Hicks ... !
Dan saya ogah banget bedakan sejak kecil itu, karena kalau bedakan pakai bedak ibu kan bau Wangi kan ya ... sayanya mabok. Ingat, saya ini tukang mabok sama wangi2an, sehingga sering bikin muntah. Maklum, orang kampung. Makanya, tiap kali naik mobi, semakin bagus dan mewah mobilnya, semakin mabok dan muntah2lah saya berkendara di dalamnya .... :)
"LAMBEMU KOYO NTES MANGAN BAYI"
Euforia orang pertama kali kerja, wajarlah agak berdandan alias pakai lipstick. Ditambah lagi saat itu, bos saya itu masih muda, masih 33 tahun, good looking, tongkrongannya BMW keren warna merah. Karenanya, saya merasa perlu menyesuaikan diri dengan keberadaannya yang rapi. Sebab kalau bosnya keren, sekretarisnya dekil kan kasihan ya. Lagipula saya satu2nya sekretaris yang sarjana, kalau saya tidak lebih baik kerja dan penampakannya dari 3 sekretaris direktur lainnya, dan 2 sekretaris dirut, kan gimana ?
Nah, sekali waktu bila saya menggunakan lipstick warna normal, seperti nude yang sedang hits saat ini, alias warna alami bibir, mereka akan bertanya, "Awakmu lara yo ? Kok pucet banget sih ?" (Kamu sakit ya, kok pucat amat sih ?) Hahahaha ... lucu yaaa ... ?
JARANG BANGET BELI LIPSTIK
Sejak semula saya juga tidak bernah membersihkan muka ! Saya baru tergerak membersikan muka setelah saya menginap di rumah seorang sahabat, teman kerja di Kudus, yang sangat tomboy, namun saat hendak berangkat tidur ternyata ia menyempatkan diri untuk membersihkan wajahnya. Saya sampai bengong dibuatnya. Lah yang lebih muda, lebih tomboy aja bersihkan muka, masa saya yang ga tomboy, ga bersihkan muka ? Maka sejak itulah saya mulai bersihkan muka dengan susu pembersih dan penyegar dan tidak berganti merek sejak 1996 hingga kini ....
Hingga saat ini, tiap kali akan pergi ke undangan, pasti saya akan bingung mencari-cari lipstick. Akhirnya, saya mampir ke mini market untuk beli ... lips gloss (lagi) dan bukan lipstick ! Hahaha, begitu deh kebiasaan hingga kini. Lebaran tahun lalu, saya minta ibu belikan saya lipstick 2 buah, karena segitu ogahnya saya beli berlengkapan dandaaaaaaaaannn ... Hohoho .. oh nooo .... !!! Hicks ....
Jadi ya gitu deh, sampai-sampai nih, dulu saat saya melintas berjalan kaki dari depan pabrik menuju ke ruang kerja saya, melewati ruang-ruang pabrik rotogravure, sejumlah buruh gaduh meneriaki saya, "Mbak ! Mbak tomboy ... !!!" Hicks ... segitunya ya saya kaya laki ... ?
KEKNYA HARUS MULAI MENEMPATKAN DIRI DEH
Keknya memang harus begitu kali yes ? Ga suka dandan sih hak azasi ya. Tapi plis agak lihat2 situasi. Jangan maksa banget ga dandan terus. Tapi muka digitu2in tuh rasanya ga enak banget. Apalagi sudah bertahun2 saya ga pernah lipstick-an lagi, bibir berasa monyong dan lengket kalau ada lipstick - nya.
Dibilang muka sakit terus jadi dekil, ga selalu juga sih ya. Seorang sahabat sempat komentari foto selfie saya saat opname di rumah sakit awal Mei lalu. Katanya, "Orang sakit kok mukanya sumringah ..." Yaaa ... kalau itu sih perkaranya lain. Lawong ben hari ketemu dokter gantengnya mana ampun bikin gelagepan ga bisa ngomong dan gagal pokus, ya muka daku sumringah teruslah selama di rumah sakit !
Asli, lututnya paska operasi ga seberapa sakit dibanding sakit di hati gegara nahan diri naksir dokternya tauk ... ?!?! Maaf ya dok, dirimu sungguh somfereeet ... Mbok ya kalau ganteng jangan jadi dokter ... ngumpet aja di rumah, timbang bikin pasien nambah sakitnya ...
Yeileeeehh ... agak rempong yess jadi perempuan, dandan salah waktu dan tempat ga boleh. Membiasakan tidak dandan mpe dekil seperti daku juga sebaiknya ga juga. sebab menurut saya, dandan itu butuh extra effort, keknya maksa bgt, mau ada urusan aja harus pake pelembab, (kadang alas bedak juga), terus bedakan, lipstikan, blush on walu cuma simmer aja, pinsil alis, bla, bla, bla. Iiiihh ... ga banget !!!
Tapi ya sudahlah, yuk maree belajar dandan supaya penampakan agak termaafkan. Ga nyadar pa ya, muke item keeling gitu, jangan bikin polusi pemandangan nape ... ??? Hehehe ... :p
No comments:
Post a Comment