Thursday, 25 June 2015

CUMA PERKARA WAKTU

SEMUANYA CUMA PERKARA WAKTU

Ini cuma perkara waktu. Pada akhirnya in shaa Allah akan ada saatnya juga untuk dapat menjelaskan semuanya. Perkaranya saat waktunya belum tiba, maka jeda waktu yang ada di tengahnya jadi masa yang tidak mudah dan butuh konsentrasi ekstra tinggi agar terhindar dari melakukan kekeliruan ....

Dengan segala kesulitan yang ada, mungkin bukan sulit ya, apa lebih pantas disebut ? Entahlah apa tepatnya, tapi dengan segala hal yang dihadapi saat ini, sungguh dibutuhkan ke-ndableg-an luar biasa agar tidak tumbang di situasi yang sangat berat ini.

Dan untuk menjadi kuat, sesunggguhnya manusia harus mematikan satu tombol sifat fitrahnya, 'lemah'. Karena bila tombol 'lemah' ini tidak di'off'kan, niscaya akan berpotensi menyebabkan kesedihan, ketidakberdayaan yang berlebih2an, bahkan mungkin hingga kegalauan dan keputusasaan. Naudzubillahimindalik ....

Sebaliknya, di situasi yang seperti saat sekarang ini, maka tombol 'gila' alias ndableg, alias cuek, harus ditambah optimalisasinya, entah kapasitasnya, frekuensinya, pokoknya kualitas dan kuantitasnya. Untuk apa ? Yaaa .. untuk tipu2 diri dalam arti positif, menghibur diri sendiri ... supaya ga koplak itu tadiiii ...

Maka jangan heran, kadang kekonyolan itu jadi sangat luar biasa yaaaa ... karena sesungguhnya saya sedang menghibur diri sendiri dan berusaha keras agar tidak tenggelam, tersesat, terjebak, whateverlah apa namanya, intinya ga nambah susah ....  :)

JADI MATI RASA

Nah, pada saat tombol 'lemah' itu di'off'kan, sesungguhnya itu berakibat pada kondisi kita yang jadi mati rasa gitu. Iya, generally sih mati rasa. Dan itu ga banget loh.

Masalahnya situasi yang ga mudah itu memaksa kita harus memilih, mending bego apa mending mati rasa ? Ya mending mati rasa kan ya ? Timbang jadi orang cengeng. Toh in shaa Allah itu hanya sebentar aja, sementara. Allah ga' akan menguji kita melebihi kemampuannya, kan ?

SUSAHNYA TETAP TAWAKAL

Yang tersulit dari semua ini adalah menjaga diri agar tetap tawakal. Kadang, ndablegnya bisa, tapi jadi marah gitu sama Allah, terus ga mau sholat, marah2, ga mau sedekah, ga mau baek2 sama orang. kan ya ga gitu juga namanya ya ... ? Ga dewasa itu namanya, ga ikhlas ....

Jadi ya sekarang gimana caranya, agar selama dalam situasi yang melelahkan hati itu, kita tetap stabil, waras, sehat, ga gila, ga over reaction, ga koplak, tetap normal, ga cepet naik pitam (ciyus niih ?  :p), pokoknya tetep wajarlah dalam menyikapi segala hal ketidaknyamanan ini ....

Ya satu2nya cara cuma kembali ke titik nol. Sabar dan sholat. Udahlah, simple aja. Sholat itu kalau ga konsentrasi, bisa lupa rakaat juga bisa lupa doa. Makanya, dengan sholat, mau ga mau, manusia bias lupa deh susah2nya masalah hidup. Itulah sebabnya kalau lagi susah, umat seringkali dianjurkan banyak2in sholat di luar yang lima itu, supaya semakin membantu mengalihkan energi negatif menjadi energi yang positif .... 

SOLUSI ALA MANUSIA

Kalau solusi ala manusia saat sedang susah kan ketebak ya ... refreshing misalnya, pokoknya melakukan kesenangan2 deh, makan enak kek, negbengkel, nonton, spa, nyalon kek, ngemall, belanja, melakukan hobi, dst. Dan itu bisa dilakukan sama yang punya duit. Coba bayangkan bila hal itu terjadi sama mereka yang kurang beruntung ? Kasihan kan ? Mereka ga bisa hit and run dengan masalah hidupnya dengan kesenangan, kecuali kontemplasi saja, tafakur, mendekatkan diri pada Allah ....

Padahal mau orang punya mau orang biasa, sama2 manusia, tentu sama susahnya kalau menghadapi masalah 'kan ? Maka fitrahnya pun akan sama2 juga kebutuhannya, instinctnya mengenai cara yang diharapkan dalam menyikapi setiap masalahnya, yang cenderung hit and run ....


Tapi di situlah, makanya, kadang mereka yang berpunya tidak lebih dewasa dan bijaksana dalam menyikapi persoalan hidup dibandingkan orang biasa, karena mereka ga pernah dalam posisi mentok. At least dalam setiap masalahnya, orang punya selalu masih punya option, pilihan2 yang kembali, sifatnya cenderung mengarah pada 'kesenangan' karena mereka punya uang. Maka option tafakur akan menjadi pilihan yang terakhir yang cenderung tidak dipilih .... Wallahualam bishowab ...

Itulah sebabnya, orang-orang kaya menjadi golongan yang paling terakhir dihisab karena mesti mempertanggungjawabkan hartanya, alhasil mereka jadi golongan yang terakhir masuk surga. Berat ya jadi orang kaya ... Nah, jadi mending jadi orang punya apa jadi orang yang ga punya ... ? Mending menyikapi susah dengan koplak atau  menyikapi susah dengan tawakal ? Susah yeeess pilihanyeee ... hehehe ... lagian yang bilang hidup itu ga suseh siapeee ... tetap berusaha jadi orang baek ya prensss ...  Jumat barakah ... !!! :)

No comments:

Post a Comment