Saya selama ini mengukur, diri saya agak introvert ya. Jadi, saya tuh jarang banget cerita-cerita tentang urusan hidup saya dengan orang lain. Jangankan orang lain, ma orang rumah aja purba banget, apalagi sama orang lain. Masa sekolah dulu, saya paling ga pernah ngerumpi soal cowo. Maklum, ga PD tingkat dewa dah, sebab selain agak2 o'on semasa sekolah dulu, saya juga item no excuse kan ... ? Makanya saya paling ga pernah tuh gossip-gossipan, rahasia-rahasia-an ma teman-teman.
Saya juga ga punya teman dekat perempuan. Teman saya laki semua. Saya keknya paling payah kalo berteman kolektif deh. Cucah setel programnya supaya ga jadi trouble maker. Kudu konsentrasi tinggi. Hahaha ...
Baruntung saja sekarang sudah ada media semacam blog ini yang membuat saya jadi bisa sharing leluasa tapi ga terlalu pengumuman gitu, karena selain tidak semua suka baca blog, saya pun masih bisa hiding semua kisah dari aslinya. Hahahaha ... teteup ...
DICARI ATAU MENCARI ?
Aneh saja, kami berteman sangat dekat masa smp itu, artinya itu sudah lebih dari 25 tahun lalu. Tapi tiba-tiba ia merasa perlu untuk berbagi kebahagiaannya kepada saya, itu amaze sekali. Saya takjub dengan persabahatan yang bisa saya peroleh ini. Subhanallah rasanya. Sebab kesehariannya, kami sangat jarang chit-chat lah. Tapi asli, saya sangat bersyukur dan ikut merasa sangat senang dan bangga atas keberhasilannya.
Belum lama, seorang teman kuliah, yaah .. lebih dari lima belas tahun lalu la ya, pun tiba-tiba meninggalkan pesan, inbox di salah satu jejaring sosial saya. Kami saling bercerita dan bertukar pikiran. Niat baiknya untuk berbagi cerita pada saya, sungguh sangat saya hargai. Why me ? Karena dalam keseharian di antara kami sangat jarang bersilaturahim. Namun manakala keinginan itu ada dan mereka memilih berbicara pada saya, saya merasa sangat amaze !
Hahaha, sekali lagi saya sangat bersyukur dengan keajaiban-keajaiban kecil ini. Cukuplah bagi saya hal remeh-temeh yang seperti ini menjadi keajaiban sederhana yang membuat saya takjub dan merasa sangat senang.
DIBAGI ATAU MEMBAGI ?
Sebab soal ga mau cerita, itu memang kebiasaan saya sejak kecil. Saya nyaris ga pernah tuh heart to heart sharing with my mom, apalagi dad, apalagi the one and only my little sister, ga pernah. Kalaupun ada ya sifatnya hanya nice to know aja, sekali, udah.
Nah, kembali ke si adik baru ini, ya ... akhirnya daku dengan besar hati minta maaf la ya, karena membuat ia merasa tidak nyaman dengan kebiasaan buruk saya yang ga' banget kali ya untuk ukuran temenan, sahabatan.
Lain lagi dengan seorang sahabat baru saya, seorang penjaja kelontong elektronik kaki lima tak jauh dari kantor. Saya bersahabat dengannya karena dipertemukan oleh kebiasaan yang sama, bertemu di rumah Allah saat waktu sholat. Hidupnya yang tidak mudah membuat ia sedikit lebih tua dari usianya yang sebenarnya, yang berada jauh di bawah saya.
Yang menarik, dengannya, ia selalu tahu setiap kesusahan yang saya alami. Bukan tahu dalam arti yang sebenarnya. Tapi setiap kali saya tengah mengalami masa-masa sulit, saat itu pulalah seringkali ia menghubungi saya melalui telepon. Subhanallah ! Walau hingga menutup telpon, saya seperti biasanya tetap tidak cerita apapun tentang kondisi atau persaoalan saya padanya, tapi kontak batinnya yang luar biasa, cukuplah sebagai sesuatu yang sangat mengobati dan sangat saya syukuri.
Biasanya saat ia telepon itu, saya dan dia akan saling bertanya kabar kami masing-masing, dan pembicaraan berakhir dengan pesan dari di antara kami untuk saling menguatkan dan menjaga diri. Pasalnya, kami bertemu pun sangat jarang, sebab saya lebih sering berada di Karawang timbang di Jakarta. Karenanya, sungguh saya merasa sangat bingung dengan hubungan batin yang begitu istimewa ini.
Seorang sahabat yang lain, semasa kuliah lanjutan pada tujuh belas tahun lalu itu, pun tak kalah luar biasa. Pertemuan pertama yang tak lazim karena ia bertanya, mengajak kenalan dengan cara berteriak dari kejauhan di pinggiran danau kampus UI Depok menjelang ujian penerimaan, ternyata membawa kami kepada persahabatan yang sangat luar biasa hingga kini.
Demikianlah. Kadang manusia seringkali lupa ya bahwa dikelilingi dan memiliki orang-orang yang tepat dalam hidup kita adalah hal yang patut disyukuri. Dan yang sangat menggetarkan hati saya adalah, tak jarang di antara sahabat-sahabat teristimewa saya itu adalah orang-orang yang sangat jauh beda dalam banyak hal dengan saya, baik akidah, ras, status sosial, dst. Semuanya itu semakin membuat saya sangat takjub dan semakin bersyukur !
No comments:
Post a Comment