Wednesday 31 July 2019

Muktamad Sudarso bin Imam Sudarso

Senin, 16 Desember 2013, pukul 16:00 wib, di pelataran parkir, sebuah pesan pendek tanpa notifikasi saya terima. Isinya, "Firlly saya dengar Pak Muktamad meninggal dunia ..." Ternyata pesan pendek dikirim oleh seorang sahabat, senior almamater SMAN 1 Tegal, yg berdomisili di Bandung.
Innalillahi wainailaihi rojiun, panik, saya telpon semua orang, adik, sahabat, ibu, bapak, semuanya saya telpon untuk membantu mencari konfirmasi. Sementara upaya saya menghubungi ponsel Pak Muktamad tak mungkin, krn ponsel saya hilang saat lebaran lalu.
Memasuki kawasan pondok indah, konfirmasi dari seorang sahabat yg lain, rekan satu angkatan, mengaburkan pandangan mata karena basah. Innalillahi wainailaihi rojiun, telah berpulang bapak guru, orang tua, sahabat kami yang tercinta, Bpk. Muktamad Sudarso bin Imam Sudarso. Beliau berpulang pukul 15:30 selepas adzan ashar, di RSD Pemalang. Saya pun mengemudikan si jeruk sambil menangis sesenggukan sepanjang perjalanan pulang...
Bapak Muktamad berpulang karena sakit dan sempat dirawat selama 9 (sembilan) hari di RSUD Pemalang setelah terjatuh seusai mandi saat hendak berpakaian, mengenakan celana panjang.
Saat Sabtu, 20 Desember 2013 saya menyambangi rumahnya, saya menjumpai istri beliau yang luar biasa bersahaja & tabah. Sang istri pun mulai berkisah banyak hal. Tentang kekhawatiran beliau bilamana berpulang sementara putra bungsunya masih butuh 3 (tiga) semester lagi merampungkan kuliah. Tentang niatnya beliau berhaji dan berumroh. Tentang keinginannya untuk pergi ke jakarta, mengunjungi saya lagi, muridnya ....
Aiiih, sedih nian hati ini mendengarnya. Saya bertemu belia terakhir kali saat reuni sekolah, 10 Agustus 2013 lalu di SMAN 2 Tegal. Saat itu teman2 mengatakan kepada beliau, bahwa saya tidak akan datang. Namun Pak Muktamad meyakini sebaliknya, "Menurut hati kecile aku, iwing pasti teka. Ora mungkin ora teka ..." katanya dengan logat pantura yg kental, meyakinkan balik teman2.
Maka entah kebetulan atau bukan, beliau adalah orang pertama yang menyambut saya di lobi sekolah saat saya datang menghadiri reuni pagi itu. Subhanallah ... Dan beliau menceritakan pembicaraan beliau dgn beberapa teman sebelumnya.
Saya, mengenal Pak Muktamad sejak kelas 1. Beliau adalah guru matematika kelas 3, khusus utk jurusan fisika dan biologi. Perawakannya tinggi besar dan jago bela diri. Beliau adalah guru yg sangat disegani. Caranya mengajar yg sangat 'sadis' membuat siswa sebel, takut, sekaligus pinter !
Saat beliau mengajar, tangan kiri memegang penghapus, tangan kanan memegang kapur. Keduanya bergerak cepat, saat tangan kanan usai menulis rumus, tangan kiri langsung menghapus sedetik kemydian. Hahaha ... Sadis kan ?
Beliau mengajar hanya 15 menit, sisanya yg 30 menit langsung ulangan. Hasil ulangan langsung dikoreksi saat itu, diberi nilai, dan dimasukan daftar nilai saat itu juga dan dibaca keras2 hingga seisi kelas mengetahui nilai kami masing2.
Nilai tertinggi ulangan du kelas jarang sekali ada yang mencapai lebih dari 5. Nilai ulangan saya tertinggi adalah 3,5. Tapi coba lihat hasilnya, tidak sedikit siswanya yg nilai ujian matematika NEM nya 10 sempurna karena betul semua !!!! :-)

No comments:

Post a Comment