Saturday 13 April 2019

ADAB & AKHLAK SEORANG IBU (MERTUA)

IBU YANG BERAKHLAKUL KHARIMAH

IBU YANG BERAKHLAKUL KHARIMAH
Usianya sudah hampir 80 tahun. Anak lelaki tertuanya baru saja menikah. Suatu hari ia bersama anak kesayangannya itu dan istrinya yang baru dinikahinya melakukan perjalanan bersama. Ketiganya menumpang kereta. Beliau duduk berdampingan bersama menantunya. Duduk berhadap-hadapan ketiganya, sang ibu bersama menantunya berhadap-hadapan dengan putera kesayangannya yang duduk sendirian, menunggu kereta berangkat.

Tak lama datanglah seorang gadis muda yang rupanya karcis kursinya tepat di sebelah sang putera tercinta. Sang ibu yang sangat mulia hatinya ini, masyaa-a Allah, langsung memerintahkan anaknya untuk berdiri, dan bertukar tempat duduk dengannya. Beliau perintahkan anak lelakinya agar duduk berdampingan dengan istrinya, sementara dirinya duduk bersebelahan dengan gadis muda tadi. Masyaa-a Allah, bukan sekedar meminta, namun memerintahkan, dengan segera.

Masyaa-a Allah, betapa beliau sangat menjaga perasaan menantunya, anak perempuan orang lain, yang tak pernah dikenalnya sebelumnya, yang bukan siapa-siapa baginya selama ini, namun kini menjadi istri anak lelaki kesayangannya. Sang menantu bahkan sempat berucap apa-apa pun tidak, namun sang ibu mertua telah lebih dulu berbuat sesuatu yang memperlihatkan betapa mulia hatinya, alhamdulillah ....

IBU YANG BERILMU BARU BERAMAL
Sebelumnya sang putera berkisah kepada istrinya persis di pagi hari pertama setelah pernikahan mereka. Selama ini, ibunya selalu membangunkannya untuk sholat subuh dengan memanggil namanya serta mengetuk pintu kamarnya. Segera setelah sang putera menikahi istrinya itu, sang ibu tak lagi membangunkannya, memanggil namanya pun tidak, apalagi mengetuk pintu kamarnya. Masyaa-a Allah. Betapa mulia hati beliau ini. Wallahi, sesungguhnya anak laki-laki adalah milik ibunya sampai kapan pun, hingga akhir hayat keduanya. Tapi betapa beliau sangat berbesar hati memberikan kesempatan kepada menantunya untuk turut menyayangi anak kesayangannya itu, dengan memberinya privasi. Alhamdulillah ...

Maka jangan ditanya romantisme keduanya itu, ya, ibu dan anak lelaki kesayangannya. Betapa anak lelaki itu sangat menghormati ibunya demikian rupa. Menyiapkan makannya di setiap waktunya, mengambilkan piring, nasi dan lauk pauknya, menyiapkan sarapan, membuatkan teh panas setiap kali selesai makan. Ia cuci pula piring dan semua alat makan setiap mereka selesai makan.

Suatu ketika dibelikannya ibunya 3 wadah es krim, karena ia tahu betul ibunya sangat menyukainya. Dipilihkannya pula sandal baru bagi ibunya, pun isterinya, saat ia perlu membeli sandal untuk dirinya. Masyaa-a Allah. Anak lelaki ini sangat menghormati ibunya begitu rupa, Allahu akbar. Apapun yang akan dilakukannya, ia selalu bertanya dulu kepada ibunya. ia tuntun dan gandeng tangan ibunya ke mana pun ia pergi. Masyaa-a Allah. Meleleh ? Pastilah air mata ini tumpah melihat keindahan cinta di antara keduanya, romantisme surga antara ibu dan bakti anak lelakinya. Masayaa-a Allah ...
Ibrah, betapa berilmulah sebelum beramal, betapa beradablah sebelum berilmu. Semoga kita para muslima dapat memetik hikmah dari tauladan yang keduanya contohkan ... aamiin aamiin aamiin yaa Rabbal alamiin ...

No comments:

Post a Comment